BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran Herbart ini dikemukakan oleh Johan Frederich Herbart (1776-1841), seorang ahli matematika yang berasal dari Jerman. Pada seminar guru ”pedagogic” Heinrich Pestalozzi (1726-1827) pemikiran herbart berpengaruh besar di dalam pendidikan di Amerika. Ia telah mengenalkan suatu istilah apersepsi untuk menjelaskan efek suatu pengalaman sensasi tertentu yang berkomulasi atau berkomposisi dengan pengalaman telah lalu yang telah diperbaiki.
Menurut Herbart bahwa seorang murid melakukan lebih banyak dari pada sekedar mengamati suatu benda tertentu, melainkan seorang murid juga mengapresepsikannya. Mengapresepsikan berarti bahwa seorang murid bukan saja memiliki konsep suatu objek tertentu, melainkan juga memiliki konsep tersebut dalam dalam hubungannya dengan konsep lain yang sudah tersimpan dalam ingatannya.
Menurut Herbart, Johann Friederich” The Encyclopedia of Philosophy. Vol. 3 & 4 Edited by Paul Edwars. New York: Simon and Schuster Macmillan, 1996. Langkah dalam metode pembelajaran itu meliputi 1) Persiapan (preparation), 2) Presentasi (penyampaian/penyajian) 3). Asosiasi materi pelajaran 4). Menyimpulkan 5). Menerapkan ( Application)
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari metode pembelajaran Herbart itu ?
2. Apa tujuan metode pembelajaran Herbart itu ?
3. Apa sajakah Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Herbart ?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Herbart.
5. Keunggulan dan kekurangan Metode Pembelajaran Herbart ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode pembelajaran Herbart.
2. Agar memahami tujuan metode pembelajaran Herbart.
3. Mengetahui prinsip penggunaan metode pembelajaran Herbart.
4. Agar dapat mengetahui langkah-langkah pelaksanaan metode Herbart dalam pembelajaran.
5. Agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran Herbart.
D. MANFAAT
Tujuan metode pembelajaran Herbart ini adalah memimpin murid- murid untuk mendapatkan kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang umum dengan cara membahas dan menyelidiki sehingga seorang siswa dapat menyimpulkannya.Cara inilah yang terbaik untuk pembelajaran selain melatih siswa supaya membiasakan berfikir sendiri juga dapat meningkatkan kecepatan pemahaman siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE PEMBELAJARAN HERBART
A. Pengertian Metode Pembelajaran Herbart
Metode pembelajaran herbart ini adalah suatu metode yang menekankan adanya suatu hubungan antara tanggapan-tanggapan lama yang telah dimiliki oleh siswa dengan tanggapan-tanggapan baru yang akan diterima oleh siswa, sehingga setiap informasi yang diterima siswa akan menjadi sautu kesatuan yang utuh dan itu akan lebih mempercepat pemahaman siswa dalam menerima suatu materi pelajaran baru. ( Mahmud Yunus 1961 : 78 )
Mengajar menurut Herbart adalah memberikan bahan pelajaran kepada siswa agar mereka memiliki tanggapan atau pengetahuan seluas- luasnya. Tujuan mengajar menurut Herbart ialah berfikir yaitu membuat hubungan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru (bahan pelajaran yang sedang diajarkan), agar pelajaran tersebut mudah diterima dandipahami oleh siswa. Selain itu juga seorang guru hendaknya memperinci suatu pelajaran menjadi bagian-bagian yang spesifik dan diajarkannya secara bertahap. Sesuatu yang sangat ditekankan oleh Herbart dalam tujuan pendidikan ini ialah intelektualisasi anak didik yang bertumpu pada kemampuan kognitif, sedangkan tingkat afektif dan psikomotorik tidak menjadi tujuan pokok.
B. Tujuan Metode Pembelajaran Herbart
Tujuan metode pembelajaran Herbart ini adalah memimpin murid- murid untuk mendapatkan kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang umum dengan cara membahas dan menyelidiki sehingga seorang siswa dapat menyimpulkannya. Dalam metode ini dibahas contoh-contoh atau dari sesuatu yang lebih khusus sehingga sampai pada keadaan umum. Cara inilah yang terbaik untuk pembelajaran selain melatih siswa supaya membiasakan berfikir sendiri juga dapat meningkatkan kecepatan pemahaman siswa.
Pada dasarnya metode pembelajaran herbart menjelaskan bahwa dalam pengetahuan anak tidaklah terpisah-pisah seperti pada pemisahan mata pelajaran, melainkan merupakan suatu kesatuan yang bulat. Pengetahuan- pengetahuan tentang dunia luar yang tersimpan dalam jiwa seseorang berhubung-hubungan satu dengan yang lainnya. Demikian pula pengetahuan yang dimiliki oleh seorang siswa juga tidaklah terpisah-pisah baik dalam pengertian-pengertian maupun dalam pengamalannya.
C. Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran Herbart
Dalam penerapan metode pembelajaran herbart ini, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Setiap prinsip tersebut diantaranya:
a. Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran menjadi ciri utama dalam proses pembelajaran, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa adanya suatu tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran herbart ini. Karena itu sebelum seorang guru menerapkan metode pembelajaran herbart, maka terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terstruktur, seperti kreteria pada umumnya. Tujuan pembelajara harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur dan berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini penting untuk dipahamai, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita dapat mengontrol efektifitas metode pembelalajaran.
b. Prinsip kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, ”kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus yang munculmanakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi secara stimulus yang guru berikan, terlebih dahulu guru harus memposisikan siswa secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Seorang guru jangan memulai proses pembelajaran pada materi pelajaran yang baru, manakal siswa belum siap untuk menerimanya.
c. Prinsip asosiasi
Proses pembelajaran dengan metode herbart ini menekankan agar seorang siswa dalam pembelajaran tersebut dapat mengasosiasikan antara pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan yang baru yang akan disampaikan oleh guru. Sehingga adanya suatu jembatan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru yang dimiliki oleh siswa.
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Herbart
Pelaksanaan metode pembelajaran Herbart terdiri dari lima langkah, seperti dibawah ini:
a. Persiapan (preparation)
Tahap persiapan berkaitan degan mempersiapkan siswa untuk menerima materi pelajaran baru dan menarik otak mereka. Pada langkah ini seorang guru menetapkan bahan appersepsi (dengan tanggapan atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa), sebagai dasar untuk dikembangkan lebih lanjut dalam materi baru yang akan dipelajari.
b. Presentasi (penyampaian/penyajian)
Pada langkah ini guru menyajikan materi pelajaran baru kepada siswa. Materi pelajaran baru ini disampaikan kepada siswa menurut tingkat kemampuan berfikir mereka, sesuai dengan asas-asas dedaktik (dari yang lebih mudah ke bahan yang lebih sulit, dari yang kongkrit ke tingkat skematis dan ketingkat abstrak). Selain itu juga dalam penyajian mater pada tahap ini dilakukan dengan tata-tertib yang teratur, sehingga murid-murid mengerti pelajaran itu dengan sebaik-baiknya.
c. Mengadakan perbandingan dan asosiasi materi pelajaran
Dalam langkah ini guru, memperbandingkan dengan maksud untuk mengasosiasikan bahan pelajaran yang telah diajarkan atau pengetahuan yang telah dipamahi siswa dengan materi pelajaran yang baru diajarkan yaitu dengan memperbandingkan antara perkara-perkara yang serupa ataupun berlainan. Dengan demikian diharapkan ada jembatan antara pengetahuan lama yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang akan diterimanya, yang selanjutnya untuk dikembangkan pada pelajaran berikutnya. Langkah ini dilakukan bertujuan untuk memberi makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur kebenaran suatu paparan. Dengan demikian, siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru.
d. Menyimpulkan
Pada langkah ini guru memberikan kesimpulan umum dengan cara menghubungkan antara bahan pelajaran lama dengan bahan pelajaran baru. Langkah ini merupakan inti sebenarnya dari sistem pengajaran menurut metode pembelajaran herbart.
e. Penerapan (application)
Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang pemahaman dan penguasaan materi pelajaran oleh siswa.
Pada tahap terakhir ini guru membuat dan mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab oleh anak sesuai dengan bahan yang telah diajarkan. Langkah ini lebih banyak bersifat penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik / siswa.
E. Teori-Teori Yang Mendukung Metode Pembelajaran Herbart
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Herbart (dalam Joe, 2009: 1), belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan.Metode pembelajaran herbart berlandaskan pada ilmu jiwa asosiasi sebagai pendukung teoritisnya.
Fokus pembelajaran adalah adanya hubungan antara tanggapan atau pengetahuan lama yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang akan diterima siswa. Teori-teori yang mendukung metode pembelajaran herbart ini antara lain:
a. Teori belajar appersepsi
` Herbart adalah suatu metode yang bersumber pada teori belajar yang berlandaskan pada ilmu jiwa asosiasi. Menurut teori ini murid melakuka lebih banyak sekedar mengamati suatu benda, ia juga memiliki konsep tertentu dalam hubungannya dengan konsep lain yang sudah tersimpan dalam ingatannya.
( Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, op.cit., h.87 )
Menurut Morris L. Bigge, teori appersepsi disusun berdasarkan aliran psikologi strukturalisme. Aliran ini dipelopori oleh Wilhem Wundt (1832-1920), yang terkenal dengan laboratorium itu, Wundt menitik beratkan penelitiannya pada struktur kejiwaan manusia, dan ia mendapati bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai elemen (bagian) seperti: penginderaan, perasaan, ingatan dan sebagaiya. Masing-masing elemen itu satu dengan lainnya dikaitkan oleh hukum assosiasi. Kemudian aliran strukturalisme tersebut mengalami penjabaran lebih lanjut. Johann Frederich Herbart (1776-1841), pencetus utama teori appersepsi.
Menurut Herbart unsur jiwa yang paling kecil adalah tanggapan. Ini berarti bahwa jiwa manusia isinya tanggapan-tanggapan, baik yang disadari atau yang tidak disadari. Tanggapan yang tidak disadari bukan berarti lenyap begitu saja, melainkan masih mempunyai kekuatan untuk timbul kembali ke alam sadar dalam kondisi tertentu.
Dengan demikian struktur jiwa yang berupa tanggapan-tanggapan itu masing-masing mempunyai kekuatan dan sekaligus dapat diperkuat keberadaannya. Menurut Herbart kekuatan tanggapan tergantung atas dua hal yaitu, pertama: jelas atau tidaknya ketika pertama kali diterima oleh manusia. Yang berarti makin jelas, makin besar kekuatannya, begitu juga sebaliknya, kedua: frekwensi atau sering tidaknya tanggapan it masuk ke dalam kesadaran. Semakin sering tanggapan itu masuk ke alam kesadaran, maka akan semakin bertambah kekuatannya, demikian pula sebaliknya. Atas dasar itulah, maka menurut teori appersepsi ”belajar” tidak lain adalah proses pembentukan atau memperkuat tanggapan seseorang terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
b. Teori belajar bermakna
Konsep belajar bermakna ini dikemukakan oleh David Ausibel. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikatakannya informasi dari pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang di dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.
Belajar bermakna yang diinginkan Ausubel akan terjadi ketika pengetahuan / pengalaman baru yang didapat siswa dapat terkait dengan pengetahuan yang lama yang sudah dimiliki siswa. Menurut David Ausubel suatu pembelajaran dikatakan bermakna apabila;
(1) materi yang akan dipelajari melaksanakan belajar bermakna secara optimal,
(2) anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna.
Didalam teori David Ausubel tentang belajar bermakna, terdapat empat prinsip, yaitu:
1) Pengaturan awal
Pengaturan awal ini dapat digunakan oleh guru untuk mengkaitkan antara konsep lama dengan konsep baru.
2) Differensiasi progresif
Adanya pengembangan dan kolaborasi konsep satu dengan konsep lainya.
3) Belajar superordinat
Belajar superordinat ialah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah deferensiasi, terjadi sejak perolehan
informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut.
4) Penyesuaian integrative
Menurut David Ausubel mengajukan konsep pembelajaran integratif, caranya materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat menggunakan herarki konseptual keatas kebawah selama informasi disajikan.
c. Teori pengenalan (cognitive theory)
Teori Gestalt atau teori lapangan belajar mula-mula dikembangkan oleh Max Wertheimer dalam tahun 1912. Penyelidikannya ditujukan kepada persepsi (kesadaran atas obyek luar) yang terintegrasi di dalam gerak. Para ahli Gestalt melihat manusia itu sebagai satu keseluruhan reaksi organisme itu, bukan kepada bagian-bagian semata. Para ahli Gestalt menjelaskan bahwa belajar itu adalah memodifikasikan sesuatu yang terdapat pada tanggapan terhadap arti pola atau arti konfigurasi. Umpamanya, apabila seorang pelajar dihadapkan kepada suatu masalah baru ia akan kembali kepada pengalamannya yang telah lalu untuk membantunya memahami situasi yang baru tersebut.
Belajar menurut teori ini adalah mengorganisasikan kembali pengertian-pengertian lama, dalam usaha memahami relasi-relasi penting
di dalam masalah baru. Apabila relasi-relasi itu dipahami oleh pelajar, ia dikatakan telah mempunayai pengertian (instight) teradap masalah itu. Pengertian instight adalah suatu pengertian yang ditangkap secara tiba-tiba atas suatu titik. Instight ini disebut juga ”konsep aku telah mendapatkannya”.
Menurut teori pengenalan informasi faktual adalah kunci konsep dari prinsip belajar. Informasi yang dipahami memproses bentuk konsep secara mental atau mengintegrasikannya dengan informasi dahulu yang disadari. Proses ini tergantung pada ketepatan informasi itu. Tehnik yang terbaik, menurut teori kesadaran lapangan itu adalah membantu siswa membangun karakterintik konsep atau prinsip yang esensial dengan nyata, langsung dan dengan daya upaya yang secepat mungkin.
F. Keunggulan dan kekurangan Metode Pembelajaran Herbart
a. Keunggulan metode pembelajaran herbart
Metode pembelajaran herbart merupakan metode pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan metode ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1) Metode herbart ini memiliki banyak manfaat bagi seorang guru yang
baru mengajar dalam menyiapkan pelajaran dan mengatur tata tertib pelajaran, manfaat itu diantaranya:
a) Dengan menyajikan murid-murid dapat mengerti pelajaran baru dengan sejelas-jelasnya dan teratur.
b) Dengan memperhubungkan semua bagian-bagian pelajaran diperhubungkan antara satu dengan yang lain, serta akan diketahui persamaannya atau perbedaannya sehingga siswa akan lebih cepat dalam memahami dan mengingat suatu materi baru yang mereka pelajari.
c) Dengan latihan ilmu pengetahuan menjadi tetap dalam otak murid- murid sehingga dapat mereka pergunakan atau manfaatkan waktu membutuhkannya.
2) Dengan menggunakan metode pembelajaran herbart akan menjadikan pelajaran menjadi menarik.
3) Dengan adanya penyajian suatu materi pelajaran secara berurutan dan sistematis, maka akan membuat pengetahuan anak menjadi utuh dan fungsional.
4) Siswa dapat mengetahui hubungan dari masing-masing mata pelajaran sehingga dapat menentukan urutan stadia (tangga) pelajaran tersebut.
5) Pelajaran bernilai praktis, dan dapat diaplikasikan tidak hanya sekedar teori.
6) Dengan adanya tahap asosiasi dalam penerapan metode ini, maka siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan pengetahuan yang terpadu.
7) Tanggapan-tanggapan dalam jiwa murid mengenai pengetahuan umum saling berhubungan menjadi satu kebulatan. Dengan demikian tidak akan terpisah dari kehidupan siswa.
8) Bahan pelajaran semakin dikuasai karena saling dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran.
9) Anak menghayati segala sesuatu secara keseluruhan, keseluruhan lebih sederhan dari pada bagian-bagiannya.
B. Kekurangan metode pembelajaran herbart
Metode pembelajaran herbart ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
1) Dalam metode ini guru lebih banyak bekerja dan yang mengatur segala-galanya, sehingga rawan menyebabkan siswa menjadi pasif.
2) Seorang guru memiliki tuntutan kemampuan mengintegrasikan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan yang lain.
3) Hanya dapat diaplikasikan pada pelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, bukan pelajaran yang berwujud untuk mendapat kemahiran atau ketangkasan.
4) Guru yang menggunakan metode ini, maka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk menggunakan metode lain yang lebih sesuai dengan pelajaran dan siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran herbart ini adalah suatu metode yang menekankan adanya suatu hubungan antara tanggapan-tanggapan lama yang telah dimiliki oleh siswa dengan tanggapan-tanggapan baru yang akan diterima oleh siswa, sehingga setiap informasi yang diterima siswa akan menjadi sautu kesatuan yang utuh dan itu akan lebih mempercepat pemahaman siswa dalam menerima suatu materi pelajaran baru, namun tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna, metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya yang sangat mempengarui dalam proses pembelajaran yaitu dengan adanya penyajian suatu materi pelajaran secara berurutan dan sistematis, maka akan membuat pengetahuan anak menjadi utuh dan fungsional sedangkan kekurangan metode pembelajaran Herbart ini adalah hanya dapat diaplikasikan pada pelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, bukan pelajaran yang berwujud untuk mendapat kemahiran atau ketangkasan.
B. Saran
Dalam metode pembelajaran Herbart ini masih banyak yang harus di perbaiki, terkadang dalam metode pembelajaran ini mengakibatkan siswa menjadi pasif karena seorang guru lebih banyak bekerja dan yang mengatur jalannya proses pembelajaran yang seharusnya sudah melatih siswa untuk menerapkan kemandirian belajar atau yang disebut student center
DAFTAR PUSTAKA
Herbart, Johann Friederich. 1996. The Encyclopedia of Philosophy. ( Vol. 3 & 4 Edited by Paul Edwars). New York: Simon and Schuster Macmillan.
Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, op.cit., h.87.
Mahmud Yunus. 1961. Pendidikan Dan Pengajaran ( h 78 ). Jakarta: P.T. Hidakarya Agung.
Zakia Drajat. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan ( h 10-14 ). Jakarta: Bumi Aksara.
(Online), (http://eprints.b.uny.ac.id), diakses 06 Desember 2013.
(Online). (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/176/jiptiain--itamufidah-8770-4-babii.pdf), diakses 06 Desember 2013.
(Online). (http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/04/metode-herbart-herbart method/) diakses 06 Desember 2013.
(Online). (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2201212-konsep-metode-herbart/). diakses 06 Desember 2013.
(Online). (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/176/jiptiain--itamufidah-8770-3-babi.pdf) diakses 06 Desember 2013.
Terimakasih, artikelnya sangat membantu
BalasHapus